Laman

Jumat, 30 Maret 2012

HARTA DUNIA

 Rumah megah, mobil mewah dan harta yang melimpah saat ini menjadi idaman dari hampir semua manusia untuk memilikinya. Rumah megah menjadi lambang status sosial pemiliknya. Mobil mewah menjadi lambang kehormatan. Harta yang melimpah menjadi lambang kebanggaan.
Mereka merasa mulia dengan melimpahnya harta dunia. Sebaliknya mereka merasa menjadi orang yang hina dina saat rejeki mereka seret atau usaha mereka macet. Padahal sikap hidup seperti itu tidak benar dan telah disanggah Allah dalam QS Al-Fajar : 15-20

(Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia berkata, “Tuhanku telah memuliakanku”. Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rezekinya maka dia berkata, “Tuhanku menghinakanku”(11.) Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya kamu tidak memuliakan anak yatim,,(,12( dan kamu tidak saling mengajak memberi makan orang miskin, dan kamu memakan harta pusaka dengan cara mencampur baurkan (yang halal dan yang bathil), dan kamu mencintai harta benda dengan kecintaan yang berlebihan.). Sikap seperti itu muncul karena kecintaan mereka kepada harta dunia yang berlebihan..11.maksudnya,ialah Allah menyalahkan orang yang mengatakan bahwa kekayaan itu adalah kemulyaan dan kemiskinan adalah suatu kehinaan,tetapi sebenernya kekayaan dan kemiskinan adalah ujian Tuhan bagi hamba-hambaNya yang beriman..12.yang di maksud dengan tidak memululiakan anak yatim"ialah tidak memberikan hak haknya dan tidak berbuat baik kepadanya.

Harta dunia memang dijadikan indah dalam pandangan manusia.[QS.Ali Imran : 14] Sehingga banyak manusia menumpuk harta yang menjadi kecintaannya sampai-sampai tidak habis dimakan anak cucu tujuh turunan.
Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, Yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak[1] dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).[1]yang di maksud binatang ternak disini adalah:binatang termasuk unta,lembu,kambing,dan biri-biri.
Manusia rakus terhadap harta dunia sehingga tidak peduli halal haram. Semua diterjang untuk mendapatkan harta.Korupsi ,merampok,
 penipuan dengan kedok arisan, koperasi, konflik yang memperebutkan harta banyak menelan banyak korban jiwa yang disebabkan oleh sengketa lahan pertanian, perkebunan dan pertambangan dll.
Manusia kelakuannya seperti Kera,Kera adalah binatang yang paling rakus terhadap makanan. Meski mulutnya penuh kacang, tangannya membawa pisang, dia akan merebut makanan yang dibawa pengunjung kebun binatang.
Saudaraku, sudah banyak kerabat, teman dan sahabat yang menjadi penghuni penjara karena kejahatan yang mereka lakukan untuk mendapatkan harta. Sudah banyak sengketa yang menyebabkan korban jiwa karena harta.
Sudah banyak manusia menjadi calon penghuni neraka karena kerakusan mereka akan harta. Belumkah tiba waktunya bagi kita semua untuk mengecilkan harta dunia dan membesarkan akherat? Dalam pandangan Allah harta dunia tidak lebih berharga dari pada sehelai sayap nyamuk. Lalu mengapa kita memperebutkannya dengan mengorbankan akherat?

Sabtu, 03 Maret 2012

Wahai wanita muslimah

Wahai wanita berhati-hatilah dirimu. Jangan sampai syaithan memperalatmu menjadi penyebar kerusakan. Jangan biarkan dirimu menjadi umpan untuk menjerumuskan laki-laki ke dalam neraka. Ingatlah, bahwasanya Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam pernah melihat neraka, ternyata mayoritas penduduknya adalah wanita.
Wahai wanita, generasi depan adalah tanggung jawabmu. Jangan engkau rusak dengan merusak dirimu. Kenakan kembali jilbabmu, kembalilah ke dalam koridor Rabbmu. Ketahuilah, Rabbmu adalah Rabb yang Maha Mengetahui maslahat dirimu. Dia adalah Maha Adil yang tidak ingin mendzalimimu.Wahai wanita ketahuilah kodratmu. Allah memberimu hak sesuai dengan kewajibanmu dan mewajibkanmu sesuai kemampuanmu. Ketahuilah, Allah memberimu jalan lebih mudah untuk masuk surga karena itu pantas dengan pengorbananmu. Rasul Shallallaahu ‘alaihi wasallam pun telah memberimu kabar gembira dalam sebuah hadits shahih yang memiliki banyak jalan, yang artinya, “Jika seorang wanita shalat lima waktu, puasa wajib sebulannya, menjaga kemaluannya, dan menaati suaminya, niscaya akan dikatakan kepadanya, ‘Masuklah engkau ke dalam surga dari pintu manapun yang engkau mau.” [HR. Ahmad, Ath-Thabrani, dan Al-Bazzar, dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al Albani Rahimahullah]

Apakah manusia masuk surga dan neraka kerna takdir Allah?

Assalamu ‘alaikum. Saya ingin bertanya, bukankah takdir seseorang telah ditentukan oleh Allah (hidup, masa depan, dan mati). Tapi apakah Allah juga menakdirkan seseorang masuk neraka karena sudah ditakdirkan mati dengan cara bunuh diri. Demikian pertanyaan saya, mohon dijawab supaya tidak hanya jadi angan-angan saya. Terima kasih. Wassalam.
Jawab:
Dijawab oleh Abu Yusuf Abdurrahman :
Wa’alaikumussalam. Seluruh takdir manusia telah Allah tulis di Lauhul Mahfuzh semenjak sebelum diciptakannya langit dan bumi sebagaimana dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari shahabat Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash radhiyallahu ’anhuma, Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

كَتَبَ اللَّهُ مَقَادِيرَ الْخَلاَئِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ بِخَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ

“Allah telah menuliskan takdir-takdir makhluk lima puluh ribu tahun sebelum Dia menciptakan langit dan bumi.” Allah mengetahui semua perkara hamba baik secara global maupun secara rinci.
Allah juga telah menetapkan siapa saja yang akan masuk ke dalam surga dan siapa saja yang akan masuk ke dalam neraka. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

وَتَمَّتْ كَلِمَةُ رَبِّكَ لأمْلأنَّ جَهَنَّمَ مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ (١١٩)

“Kalimat Rabbmu (keputusan-Nya) telah ditetapkan, ‘Sesungguhnya Aku akan memenuhi neraka Jahannam dengan jin dan manusia (yang durhaka) semuanya.’”[Hud:119].
Ibnu Katsir menafsirkan ayat ini, “Allah ta’ala mengabarkan bahwa Dia telah menetapkan dalam Qadha` dan Qadar-Nya (takdir-Nya) -didasari Ilmu-Nya yang sempurna dan Kebijaksanaan-Nya yang luas- bahwa sebagian makhluk-Nya ada yang berhak untuk masuk ke dalam surga dan ada pula yang berhak masuk ke dalam neraka.”
Demikanlah, Dia telah menetapkan siapa yang masuk ke dalam neraka karena Dia telah mengetahui bahwa hamba itu akan bermaksiat kepada-Nya. Inilah keadilan Allah subhanahu wa ta’ala, Dzat Yang Maha Mengetahui segala urusan hamba-Nya.
Akan tetapi, perlu diperhatikan bahwa jangan sampai seseorang berdalih dengan takdir untuk melegalkan perbuatan maksiat yang dia lakukan atau meninggalkan kewajiban yang dibebankan kepadanya. Rasulullah r bersabda:

مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ إِلاَّ وَقَدْ كُتِبَ مَقْعَدُهُ مِنَ النَّارِ وَمَقْعَدُهُ مِنَ الْجَنَّةِ. قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَفَلاَ نَتَّكِلُ عَلَى كِتَابِنَا وَنَدَعُ الْعَمَلَ قَالَ: اعْمَلُوا فَكُلٌّ مُيَسَّرٌ لِمَا خُلِقَ لَهُ، أَمَّا مَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ السَّعَادَةِ فَيُيَسَّرُ لِعَمَلِ أَهْلِ السَّعَادَةِ ، وَأَمَّا مَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الشَّقَاءِ فَيُيَسَّرُ لِعَمَلِ أَهْلِ الشَّقَاوَةِ

“Tiada seorang pun kecuali telah ditetapkan tempatnya di neraka atau di surga.” Maka para sahabat mengatakan, “Wahai Rasulullah, kenapa kita tidak bergantung kepada ketentuan yang telah dituliskan untuk diri kita dan kita meninggalkan beramal?” Rasulullah pun menjawab, “Beramallah! Setiap orang dimudahkan untuk apa yang dia diciptakan. Adapun orang yang berbahagia, maka dia akan dimudahkan untuk mengamalkan orang yang berbahagia. Adapun orang yang sengsara, maka dia akan dimudahkan untuk mengamalkan perbuatan orang yang sengsara.” [H.R. al-Bukhari dan Muslim dari ‘Ali radhiyallahu ’anhu].
Allahu a‘lam.
Sumber : http://tashfiyah.net/?p=151