Rumah megah, mobil mewah dan harta
yang melimpah saat ini menjadi idaman dari hampir semua manusia untuk
memilikinya. Rumah megah menjadi lambang status sosial pemiliknya. Mobil
mewah menjadi lambang kehormatan. Harta yang melimpah menjadi lambang
kebanggaan.
Mereka merasa mulia dengan melimpahnya harta dunia. Sebaliknya mereka merasa menjadi orang yang hina dina saat rejeki mereka seret atau usaha mereka macet. Padahal sikap hidup seperti itu tidak benar dan telah disanggah Allah dalam QS Al-Fajar : 15-20
Harta dunia memang dijadikan indah dalam pandangan manusia.[QS.Ali Imran : 14] Sehingga banyak manusia menumpuk harta yang menjadi kecintaannya sampai-sampai tidak habis dimakan anak cucu tujuh turunan.
penipuan dengan kedok arisan, koperasi, konflik yang memperebutkan harta banyak menelan banyak korban jiwa yang disebabkan oleh sengketa lahan pertanian, perkebunan dan pertambangan dll.
Manusia kelakuannya seperti Kera,Kera adalah binatang yang paling rakus terhadap makanan. Meski
mulutnya penuh kacang, tangannya membawa pisang, dia akan merebut
makanan yang dibawa pengunjung kebun binatang.
Saudaraku, sudah banyak kerabat, teman dan sahabat yang menjadi penghuni penjara karena kejahatan yang mereka lakukan untuk mendapatkan harta. Sudah banyak sengketa yang menyebabkan korban jiwa karena harta.
Sudah banyak manusia menjadi calon penghuni neraka karena kerakusan mereka akan harta. Belumkah tiba waktunya bagi kita semua untuk mengecilkan harta dunia dan membesarkan akherat? Dalam pandangan Allah harta dunia tidak lebih berharga dari pada sehelai sayap nyamuk. Lalu mengapa kita memperebutkannya dengan mengorbankan akherat?
Mereka merasa mulia dengan melimpahnya harta dunia. Sebaliknya mereka merasa menjadi orang yang hina dina saat rejeki mereka seret atau usaha mereka macet. Padahal sikap hidup seperti itu tidak benar dan telah disanggah Allah dalam QS Al-Fajar : 15-20
(Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia berkata, “Tuhanku telah memuliakanku”. Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rezekinya maka dia berkata, “Tuhanku menghinakanku”(11.) Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya kamu tidak memuliakan anak yatim,,(,12( dan kamu tidak saling mengajak memberi makan orang miskin, dan kamu memakan harta pusaka dengan cara mencampur baurkan (yang halal dan yang bathil), dan kamu mencintai harta benda dengan kecintaan yang berlebihan.). Sikap seperti itu muncul karena kecintaan mereka kepada harta dunia yang berlebihan..11.maksudnya,ialah Allah menyalahkan orang yang mengatakan bahwa kekayaan itu adalah kemulyaan dan kemiskinan adalah suatu kehinaan,tetapi sebenernya kekayaan dan kemiskinan adalah ujian Tuhan bagi hamba-hambaNya yang beriman..12.yang di maksud dengan tidak memululiakan anak yatim"ialah tidak memberikan hak haknya dan tidak berbuat baik kepadanya.
Harta dunia memang dijadikan indah dalam pandangan manusia.[QS.Ali Imran : 14] Sehingga banyak manusia menumpuk harta yang menjadi kecintaannya sampai-sampai tidak habis dimakan anak cucu tujuh turunan.
Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, Yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak[1] dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).[1]yang di maksud binatang ternak disini adalah:binatang termasuk unta,lembu,kambing,dan biri-biri.Manusia rakus terhadap harta dunia sehingga tidak peduli halal haram. Semua diterjang untuk mendapatkan harta.Korupsi ,merampok,
penipuan dengan kedok arisan, koperasi, konflik yang memperebutkan harta banyak menelan banyak korban jiwa yang disebabkan oleh sengketa lahan pertanian, perkebunan dan pertambangan dll.
Saudaraku, sudah banyak kerabat, teman dan sahabat yang menjadi penghuni penjara karena kejahatan yang mereka lakukan untuk mendapatkan harta. Sudah banyak sengketa yang menyebabkan korban jiwa karena harta.
Sudah banyak manusia menjadi calon penghuni neraka karena kerakusan mereka akan harta. Belumkah tiba waktunya bagi kita semua untuk mengecilkan harta dunia dan membesarkan akherat? Dalam pandangan Allah harta dunia tidak lebih berharga dari pada sehelai sayap nyamuk. Lalu mengapa kita memperebutkannya dengan mengorbankan akherat?